Prestasi Fotografi Dunia oleh Alumnus UGM

Warta Pendidikan Joga – Prestasi Fotografi Agung Wilis Yudha Baskoro, lulusan Antropologi Universitas Gadjah Mada (UGM), berhasil memenangkan penghargaan bergengsi dalam ajang World Press Photo 2025. Ia mewakili kawasan Asia Tenggara dan Oseania melalui karya investigatifnya yang berjudul The Impact of Nickel Mining on Halmahera Island. Karya ini menyoroti dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh aktivitas penambangan nikel di Pulau Halmahera, Indonesia.

Proyek Fotografi dan Tujuan Moral

Dalam proyek ini, Yudha bekerja sama dengan dua jurnalis lain selama sepuluh hari di Weda, Halmahera. Penelitian mereka didukung oleh pendanaan dari China Global South Project. Fokus utamanya adalah polusi udara serta dampak aktivitas tambang terhadap masyarakat adat suku O’Hongana Manyawa. Masyarakat adat ini menghadapi ancaman hilangnya ruang hidup mereka. Menurut Yudha, proyek ini adalah wujud tanggung jawab moralnya sebagai fotografer dan antropolog. Ia berharap suaranya dapat membawa perhatian global pada perjuangan masyarakat adat untuk mendapatkan keadilan lingkungan.

Jejak Prestasi dan Minat Awal

Penghargaan dan Proyek Sebelumnya Prestasi ini bukanlah yang pertama bagi Yudha. Sebelumnya, ia meraih penghargaan honorable mention pada SOPA Awards 2024. Selain itu, ia juga terlibat dalam proyek Megacities yang dipamerkan pada NGV Triennial 2023 di Australia. Berawal dari minat pada fotografi sejak kecil, ia memulai perjalanan kreatifnya dengan mendokumentasikan berbagai momen menggunakan ponsel Nokia 6600 milik ibunya saat masih duduk di bangku SMP. Bahkan hingga saat ini, ia masih menyimpan arsip foto-foto dari masa itu.

Pengaruh Masa Kuliah Ketertarikan Yudha pada fotografi sosial dan jurnalistik semakin berkembang saat menempuh pendidikan di UGM. Ia banyak belajar dari dosen-dosen berpengaruh seperti Prof. Heddy Shri Ahimsa-Putra dan Prof. Laksono yang mengajarkan konsep etnofotografi. Pendekatan visual dalam penelitian antropologi, seperti metode photo voice, menjadi salah satu inspirasi utamanya. “Fotografi jurnalistik dan antropologi saling melengkapi. Visual tidak hanya mendukung data, tetapi juga memperkuat narasi,” tuturnya.

Karier dan Dedikasi di Dunia Jurnalistik

Aktivitas Kuliah dan Pengalaman Praktis Selama masa kuliah, Yudha aktif mendokumentasikan berbagai kegiatan di lingkup program studi. Ia juga sering mengirimkan artikel beserta foto ke media lokal. Salah satu karyanya bahkan dimuat di media nasional, Kompas, yang menjadi pengalaman tak terlupakan baginya.

Karier Sebagai Fotografer Jurnalistik Saat ini, Yudha berkarier sebagai fotografer jurnalistik lepas. Karya-karyanya telah diterbitkan di berbagai media internasional. Meskipun perjalanan kariernya penuh tantangan, dedikasi dan tekadnya terus membawanya mencapai prestasi luar biasa.