4 Kelompok yang Berisiko Tinggi Mengalami Fibrilasi Atrium

Warta Pendidikan Jogja – Fibrilasi atrium (AF) atau gangguan irama jantung adalah salah satu masalah jantung yang sering dialami oleh banyak orang, bahkan di Indonesia. Tahun ini, diperkirakan ada sekitar 3 juta kasus fibrilasi atrium di Indonesia! Meskipun siapa saja bisa terjangkit gangguan ini, ada beberapa kelompok yang lebih berisiko. Penasaran siapa saja? Yuk, simak!

  1. Pria

Pria diketahui lebih rentan terhadap fibrilasi atrium dibandingkan wanita. Salah satu alasan utamanya adalah prevalensi penyakit jantung koroner yang lebih tinggi pada pria, yang bisa menyebabkan penumpukan kolesterol di pembuluh darah (aterosklerosis). Hal ini dapat mengganggu aliran darah dan memicu terjadinya fibrilasi atrium. Selain itu, tubuh pria tidak memiliki perlindungan hormonal yang dapat membuat pembuluh darah lebih elastis, seperti pada wanita.

  1. Lansia

Usia adalah faktor utama yang berhubungan dengan meningkatnya risiko fibrilasi atrium. Semakin tua usia seseorang, semakin tinggi risiko terjadinya gangguan irama jantung ini. Pada usia di bawah 40 tahun, prevalensi fibrilasi atrium hanya kurang dari 0,5%, namun pada usia di atas 70 tahun, prevalensinya meningkat menjadi 5-7%. Bahkan pada usia di atas 80 tahun, sekitar 10% orang mengalami fibrilasi atrium. Meskipun demikian, penyakit ini juga bisa terjadi pada orang muda, terutama jika ada faktor penyebab sekunder seperti kelainan katup jantung atau peradangan.

  1. Orang dengan Kepribadian Tipe A

Penelitian menunjukkan bahwa faktor emosional dapat mempengaruhi terjadinya fibrilasi atrium. Orang dengan kepribadian tipe A, yang cenderung perfeksionis, emosional, dan mudah stres, memiliki risiko lebih tinggi terkena fibrilasi atrium. Oleh karena itu, penting untuk mengelola stres dan emosi agar tidak memicu masalah pada jantung.

  1. Orang dengan Gaya Hidup Tidak Sehat

Gaya hidup yang tidak sehat juga berkontribusi pada terjadinya fibrilasi atrium. Kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, obesitas, serta kurangnya aktivitas fisik dapat meningkatkan risiko gangguan irama jantung ini. Oleh karena itu, menjaga gaya hidup sehat sangat penting untuk mencegah terjadinya fibrilasi atrium.

  1. Faktor Genetik

Selain faktor-faktor di atas, faktor genetik juga memainkan peran dalam meningkatkan risiko fibrilasi atrium. Jika seseorang memiliki riwayat keluarga yang menderita gangguan ini, sangat disarankan untuk rutin memeriksakan diri untuk mendeteksi dini kondisi ini.

Fibrilasi atrium (AF) merupakan kondisi yang bisa dihindari dengan pola hidup sehat dan pengelolaan stres yang baik. Jika Anda berada dalam kelompok berisiko, penting untuk selalu memantau kesehatan jantung dan melakukan pemeriksaan secara rutin.

Penulis : Allif

Sumber Referensi : https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20250113181556-255-1186708/awas-ini-4-kelompok-rentan-fibrilasi-atrium 

Sumber Gambar : https://www.freepik.com/free-photo/doctor-with-checklist_1093610.htm#fromView=search&page=1&position=3&uuid=dc7729dc-c169-44a7-b95c-131c2f94bf91