Warta Pendidikan Jogja – UGM pecat guru besar yang terlibat dalam kasus kekerasan seksual terhadap mahasiswa. Keputusan ini diambil sebagai bentuk komitmen tegas universitas dalam menjaga integritas dan kenyamanan lingkungan kampus.
Pemecatan dilakukan setelah melalui proses investigasi internal menyeluruh. UGM menyatakan bahwa langkah ini diambil berdasarkan bukti dan pertimbangan etik yang serius. Keputusan ini juga mempertegas bahwa UGM tidak mentolerir tindakan kekerasan seksual dalam bentuk apa pun.
Menurut pernyataan resmi universitas, kasus ini sempat mencuat ke publik setelah korban melapor ke berbagai pihak, termasuk ke institusi kampus. Setelah laporan tersebut diverifikasi dan diproses, pimpinan UGM mengambil tindakan disipliner dengan memberhentikan oknum guru besar secara permanen.
UGM pecat guru besar tersebut demi menciptakan lingkungan belajar yang aman dan berpihak pada korban. Universitas juga terus berupaya memperkuat sistem pelaporan dan perlindungan korban kekerasan seksual. Beberapa program telah digalakkan, seperti penyuluhan, pendampingan psikologis, dan peningkatan layanan respons kasus kekerasan.
Langkah ini diharapkan menjadi contoh bagi kampus-kampus lain untuk berani bertindak terhadap pelaku kekerasan seksual, meskipun pelaku berasal dari jajaran tertinggi akademik. Selain itu, pemecatan ini menjadi pesan bahwa setiap individu di lingkungan kampus harus menjunjung tinggi etika dan menghargai hak-hak sivitas akademika.
Dengan tindakan tegas ini, UGM berharap dapat memulihkan kepercayaan masyarakat dan memastikan bahwa kampus menjadi ruang yang aman dan inklusif bagi semua.
Ditulis oleh Aizan
Sumber gambar: https://img.freepik.com/free-photo/large-modern-office-building_1127-3072.jpg?uid=R177498278&ga=GA1.1.619584759.1732006731&semt=ais_hybrid&w=740
Artikel ini diadaptasi dari JPNN Jogja, diakses pada 5 April 2025. – https://jogja.jpnn.com/jogja-terkini/10969/ugm-pecat-guru-besar-yang-terlibat-kasus-kekerasan-seksual